Notification

×

Iklan

Iklan

Listrik Aceh belum Normal

Selasa, 27 Maret 2018 | Maret 27, 2018 WIB | 0 Views Last Updated 2018-03-27T05:47:24Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
TamiangNews.com, BANDA ACEH -- Padamnya listrik di seluruh wilayah Aceh dan Sumatera Utara sejak Minggu (25/3) sekira pukul 20.37 WIB dan berlanjut pada Senin (26/3) malam, dipastikan akibat gangguan di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara (Sumut). Meskipun listrik di sejumlah wilayah sudah mulai hidup sejak Senin (26/3) dini hari, tapi kondisi itu belum bisa dikategorikan normal, karena PLN masih kekurangan daya 70 Megawatt (MW) lagi akibat ‘trip’ yang dialami PLTU Nagan 1 dan 2

Foto : Tribunnews.com
Hal itu diungkapkan General Manager (GM) PLN Aceh, Jefri Rosiadi kepada Serambi, kemarin. Dia katakan, pencurian kabel yang dilakukan seorang pria di Simpang Titi Kuning, Medan, menjadi penyebab awal terjadinya padam total di Aceh dan Sumut. “Pencurian kabel itu penyebab awalnya, tapi seharusnya yang mati itu hanya di Medan. Kami sedang melacak kenapa bisa berdampak sampai ke Aceh,” ujarnya.

Ia tambahkan, putusnya suplai listrik dari Sumut membuat pembangkit di Aceh tidak mampu menerima beban yang terlalu besar, sehingga terjadi pemadaman. Terputusnya suplai listrik di Sumut itu, lanjutnya, berdampak pada rusaknya dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya. “Tim teknis sedang melakukan perbaikan terhadap dua pembangkit yang mengalami kerusakan. Hanya satu mesin yang dipastikan bisa hidup, sementara satu lagi menunggu sparepart yang harus diganti,” ujarnya.

Menurut Jefri, akibat matinya dua PLTU Nagan, maka Aceh kekurangan daya hingga 70 MW. Akibatnya, PLN harus menggilir pemadaman di sejumlah wilayah. Untuk sementara, PLN Aceh bergantung pada PLTMG Arun dan pembangkit lainnya di Sumut. Pihaknya terus berupaya memperbaiki kerusakan komponen boiler (penghasil uap) pada PLTU tersebut dalam dua hari ke depan.

“PLTU Nagan ini bertenaga uap. Untuk menghidupkannya butuh waktu 12 jam lebih. Kenapa bisa lama begitu? Karena ketika padam total, uap yang ada di dalam boiler harus dikeluarkan agar tidak meledak karena tekanannya tinggi. Dan kita harus mulai kembali tahapannya dari awal untuk menghasilkan uap baru, itu yang bikin lama,” jelas Jefri.

Saat ditanya bagaimana kesiapan listrik Aceh menghadapi puasa Ramadhan yang kurang dari dua bulan lagi, GM PLN Aceh berkomitmen untuk menyelesaikan masalah di Nagan dalam dua hari ke depan. “Kami usahakan dalam dua hari selesai dan listrik normal kembali. Gangguan itu kita tidak bisa prediksi kapan datangnya, tapi kita bisa berupaya agar tidak terjadi padam total,” imbuh dia.

Jefri mengatakan, pemadaman total yang terjadi sejak Minggu malam sama sekali di luar prediksi pihaknya. Sebab menurut dia, sistem kelistrikan di Aceh sudah cukup baik dan mendapat tambahan daya dari pembangkit di Medan Sumatera Utara. “Meskipun ada gangguan di Medan, biasanya tidak berdampak sampai ke Aceh. Sejak delapan bulan terakhir normal, baru hari ini terjadi pemadaman total,” ujarnya.

Menurut Jefri, kesiapan pembangkit di Aceh juga menjadi faktor penentu dalam menjamin kondisi listrik tetap normal. Maka dari itu, saat ini pihaknya tengah membangun dua pembangkit yakni PLTMG Arun yang menghasilkan 250 MW, dan PLTG Krueng Raya yang mampu menghasilkan 50 MW, sehingga Aceh mendapat tambahan 300 MW.

“Apabila beban di Aceh mencapai 400 MW, dengan pembangkit yang ada sekarang menghasilkan 300 MW, maka kita masih kurang 100 MW. Dengan adanya 300 MW dari dua pembangkit baru pada 2019 nanti, kalau pun transmisi lepas kita akan tetap bisa operasi,” pungkasnya. [] TRIBUNNEWS.COM


×
Berita Terbaru Update