Notification

×

Iklan

Iklan

Berebut Pucuk Beringin Usai Setya Novanto 'Game Over'

Selasa, 21 November 2017 | November 21, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2017-11-21T08:38:59Z
abati parfum | Parfum Arab Terbaik
TamiangNews.com, JAKARTA -- Minggu, 19 November 2017, KPK memboyong tersangka korupsi proyek e-KTP Setya Novanto dari Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Kencana ke Rumah Tahanan (Rutan). Penahanan Ketua Umum Partai Golkar ini membuat desakan pergantian di pucuk pimpinan Partai Beringin menguat.

Tersangka korupsi e-KTP, Setya Novanto tiba di Gedung KPK dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menggunakan kursi roda pada, Minggu, (19/11). KPK resmi menahan tersangka Setya Novanto di Rutan KPK (republika.co.id)
Salah satunya disuarakan politikus Golkar, Airlangga Hartarto. Dia menilai langkah penyelamatan partai perlu dilakukan sesegera mungkin.

"Harus ada langkah-langkah untuk penyelamatan partai," ujar Airlangga kepada Liputan6.com di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (20/11/2017).

Usul penggantian Setya Novanto juga disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina Golkar Theo L Sambuaga. Dia meminta Novanto segera mundur dari jabatannya agar fokus mengikuti proses hukum di KPK.

Theo menjelaskan, pengunduran diri bisa dilakukan melalui mekanisme yang ada, yaitu mempersiapkan penyelenggaran Musyawarah Nasional (Munas) dengan cepat.

"DPP Partai Golkar perlu mempersiapkan penyelenggaraan Munas secepatnya untuk penggantian kepemimpinan, sekaligus menjadikan momentum bagi perbaikan dan kebangkitan Golkar," ucap Theo kepada Liputan6.com.

Saat ini ada empat nama kandidat pengganti Setya Novanto yang muncul ke permukaan. Ketiganya yaitu Airlangga Hartarto, Ade Komarudin, Aziz Syamsudin, dan Bambang Soesatyo. Wasekjen DPP Golkar Ace Hasan Syadzily tak menampik empat nama, termasuk Airlangga Hartarto sebagai calon kuat pengganti Novanto di internal Golkar.

Ace menilai empat nama tersebut mempunyai rekam jejak yang baik di Golkar. Dia berharap siapun yang menang nanti tidak terlibat dalam kasus korupsi.

"Semuanya bagus, yang penting harus bebas dari korupsi," kata Ace.

Kriteria kedua, Ace berharap sosok yang terpilih tetap mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Karena keputusan itu merupakan keputusan final di Golkar sesuai dengan hasil Munaslub Bali 2016.

"Tidak akan ada manuver, dukungan di Pilpres tetap untuk Presiden Jokowi," kata dia. [] liputan6.com
×
Berita Terbaru Update