TamiangNews.com, SPORTS -- Barcelona bersama Real Madrid jadi tim tersukses di Liga Champions dalam kurun 10 tahun terakhir. Dalam periode itu, baik Blaugrana –julukan Barcelona– dan Madrid sama-sama meraih tiga gelar.
Namun, performa Barcelona agak merosot dalam lima musim terakhir. Dalam periode itu Los Blancos –julukan Madrid– lebih dominan dengan tiga kali menjadi yang terbaik. Sebut saja pada 2014, 2016 dan 2017.
Karena itu, melihat sang rival abadi sukses dalam periode itu membuat Barcelona mencoba bangkit. Bahkan bukan tak mungkin Lionel Messi dan kawan-kawan akan menjuarai Liga Champions 2017-2018.
1. Lionel Messi
Selalu bisa diandalkan setiap saat. Di Liga Champions 2017-2018, La Pulga –julukan Messi– cukup tajam dengan koleksi tiga gol dari empat pertandingan.
Jika Messi bermain konsisten, jangan heran Barcelona mengangkat trofi si Kuping Besar di akhir musim. Apalagi Messi memiliki misi khusus yakni mendekati trofi pesepakbola legenda Madrid, Paco Gento. Tercatat selama membela Madrid, Gento meraih enam trofi Liga Champions. Messi? Terpaut dua gelar dari Gento.
2. Pertahanan Kokoh
Barcelona memiliki pertahanan kukuh musim ini. Dari empat pertandingan Grup A, gawang Barcelona hanya kemasukan satu bola.
Bahkan gawang Barcelona hampir tidak kemasukan sama sekali jika tidak lengah di menit akhir saat menghadapi Olympiakos di matchday ketiga. Saat itu gol Olympiakos yang dicetak Dimitris Nikolau baru tercipta di menit 90. Pada laga itu, Barcelona mengalahkan Olympiakos 3-1.
3. Pressing Tinggi
Tak hanya menguasai pertandingan, Barcelona juga menerapkan pressing tinggi musim ini. Saat mengalahkan Juventus 3-0 di matchday pertama Grup A Liga Champions 2017-2018, Barcelona mencatatkan 12 tekel.
Hal itu jelas luar biasa. Sebab di saat yang bersamaan, Barcelona mendominasi pertandingan dengan penguasaan bola mencapai 64%.
4. Keberadaan Pemain Bertipe Cepat di Sisi Kanan
Semenjak Ousmane Dembele mengalami cedera, pelatih Barcelona Ernesto Valverde mengubah pola dari 4-3-3 ke 4-4-2. Memainkan pola 4-4-2 membuat Barcelona bisa mengeksplorasi kecepatan pemain-pemain sayapnya.
Tak hanya winger, fullback Barcelona juga aktif membangun serangan. Kebetulan di musim ini, Barcelona memiliki Nelson Semedo yang notabene fullback kanan asli. Sepanjang musim lalu, Barcelona mengandalkan Sergio Roberto yang aslinya gelandang untuk bermain di posisi fullback.
5. Ingin Bangkit Setelah Terpuruk Musim Lalu
Barcelona tak cukup apik di Liga Champions musim lalu. Setelah menjadi juara Fase Grup, Barcelona kesulitan saat menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) di 16 besar. Kalah 0-4 di leg I, beruntung Barcelona bangkit dengan menumbangkan Les Parisiens –julukan PSG– 6-1 di pertemuan kedua dan akhirnya lolos ke perempatfinal.
Namun, kiprah Barcelona racikan Luis Enrique terhenti di perempatfinal. Bertemu Juventus, Barcelona takluk 0-3 dalam dua pertemuan. [] okezone.com
![]() |
Logo Barcelona (www.freelargeimages.com) |
Karena itu, melihat sang rival abadi sukses dalam periode itu membuat Barcelona mencoba bangkit. Bahkan bukan tak mungkin Lionel Messi dan kawan-kawan akan menjuarai Liga Champions 2017-2018.
1. Lionel Messi
Selalu bisa diandalkan setiap saat. Di Liga Champions 2017-2018, La Pulga –julukan Messi– cukup tajam dengan koleksi tiga gol dari empat pertandingan.
Jika Messi bermain konsisten, jangan heran Barcelona mengangkat trofi si Kuping Besar di akhir musim. Apalagi Messi memiliki misi khusus yakni mendekati trofi pesepakbola legenda Madrid, Paco Gento. Tercatat selama membela Madrid, Gento meraih enam trofi Liga Champions. Messi? Terpaut dua gelar dari Gento.
2. Pertahanan Kokoh
Barcelona memiliki pertahanan kukuh musim ini. Dari empat pertandingan Grup A, gawang Barcelona hanya kemasukan satu bola.
Bahkan gawang Barcelona hampir tidak kemasukan sama sekali jika tidak lengah di menit akhir saat menghadapi Olympiakos di matchday ketiga. Saat itu gol Olympiakos yang dicetak Dimitris Nikolau baru tercipta di menit 90. Pada laga itu, Barcelona mengalahkan Olympiakos 3-1.
3. Pressing Tinggi
Tak hanya menguasai pertandingan, Barcelona juga menerapkan pressing tinggi musim ini. Saat mengalahkan Juventus 3-0 di matchday pertama Grup A Liga Champions 2017-2018, Barcelona mencatatkan 12 tekel.
Hal itu jelas luar biasa. Sebab di saat yang bersamaan, Barcelona mendominasi pertandingan dengan penguasaan bola mencapai 64%.
4. Keberadaan Pemain Bertipe Cepat di Sisi Kanan
Semenjak Ousmane Dembele mengalami cedera, pelatih Barcelona Ernesto Valverde mengubah pola dari 4-3-3 ke 4-4-2. Memainkan pola 4-4-2 membuat Barcelona bisa mengeksplorasi kecepatan pemain-pemain sayapnya.
Tak hanya winger, fullback Barcelona juga aktif membangun serangan. Kebetulan di musim ini, Barcelona memiliki Nelson Semedo yang notabene fullback kanan asli. Sepanjang musim lalu, Barcelona mengandalkan Sergio Roberto yang aslinya gelandang untuk bermain di posisi fullback.
5. Ingin Bangkit Setelah Terpuruk Musim Lalu
Barcelona tak cukup apik di Liga Champions musim lalu. Setelah menjadi juara Fase Grup, Barcelona kesulitan saat menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) di 16 besar. Kalah 0-4 di leg I, beruntung Barcelona bangkit dengan menumbangkan Les Parisiens –julukan PSG– 6-1 di pertemuan kedua dan akhirnya lolos ke perempatfinal.
Namun, kiprah Barcelona racikan Luis Enrique terhenti di perempatfinal. Bertemu Juventus, Barcelona takluk 0-3 dalam dua pertemuan. [] okezone.com