TamiangNews.com, ACEH TAMIANG – Pengangguran di Aceh tahun 2015, tercatat 270 ribu dan jumlah itu dari tahun ke tahun terus meningkat, kabar tak sedap ini disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk (Kadisnakermobduk) Aceh, Kamaruddin Andalah SSos Msi yang dipublish salah satu media cetak Aceh tanggal 25 september 2016.
Meningkatnya pengangguran di tengah era kepemimpinan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf ini menjadi tugas berat pemimpin Aceh yang akan datang untuk terus menekan angka pengangguran. Menurut data BPS pada bulan Agustus 2015, Aceh masih penyumbang tertinggi angka pengangguran di Indonesia yaitu berada pada peringkat satu sebesar 9,93% di atas provinsi Maluku yang berada pada peringkat kedua.
Jika melihat kembali pada saat Irwandi memimpin Aceh, persentase angka pengangguran di Aceh pada 2005 sebesar 9,84 persen. Angka itu turun menjadi 7,4 persen pada 2011. Begitu juga dengan kesehatan. Pada 2005 jumlah bayi yang meninggal dari 1.000 kelahiran yaitu 42 orang. Namun angka itu menyusut menjadi 26 per 1.000 kelahiran. Angka kematian ibu melahirkan juga menurun. Dari seratus ribu ibu melahirkan, pada 2005 jumlah ibu melahirkan yang meninggal sebanyak 354 orang. Angka itu turun pada 2011 menjadi 190 orang,” kata dia.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh lainnya merilis angka pengangguran di Aceh hingga Februari 2016 mengalami peningkatan. Pengangguran meningkat sekitar 7 ribu orang dibandingkan keadaan Februari 2015. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh pada Februari 2016 mencapai 8,13 persen. Lebih tinggi 0,4 persen dari TPT Februari 2015 sebesar 7,73 persen.
Menurut data BPS Mei 2016, Aceh menduduki urutan 4 nasional angka penganggurannya yaitu sebesar 8,13 persen dibawah Kepri, Kaltim, dan Jawa Barat.
M. Ramlan, Ketua SPSI Tanjung Karang Kecamatan Karang Baru kepada TamiangNews.com, Kamis (10/02), mengingat angka pengangguran di pemerintahan Aceh saat ini masih tinggi, maka pemimpin Aceh ke depan harus dapat menurunkan angka pengangguran ini, karena pengangguran berakibat pada bertambahnya masyarakat miskin. Kalau di tahun 2016 Aceh masih termiskin di urutan ke 2 untuk Sumatera dengan persentase 17,11 persen, maka kalau bisa angka kemiskinan Aceh ke depan jangan lagi masuk 10 besar secara nasional.
“Di Aceh Tamiang sendiri, saat ini terdapat sekitar 14,57 persen penduduk miskin, kalau ini terus terjadi mau dibawa kemana Aceh di masa yang akan datang. Saya ingin katakan, menurunnya angka pengangguran ini sangat tergantung pada program seorang peminpin dan sejauh mana realisasinya yang tepat sasaran”, jelas M. Ramlan.
Lebih lanjut dikatakan, kalau kita melihat program Irwandi, seperti program Aceh Meugoe dan Meulaot, Aceh Troe, Aceh Kreatif, Aceh Kaya dan lainnya, semuanya berdampak pada penurunan angka pengangguran, pungkas Ramlan. [] TN-W008
Meningkatnya pengangguran di tengah era kepemimpinan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf ini menjadi tugas berat pemimpin Aceh yang akan datang untuk terus menekan angka pengangguran. Menurut data BPS pada bulan Agustus 2015, Aceh masih penyumbang tertinggi angka pengangguran di Indonesia yaitu berada pada peringkat satu sebesar 9,93% di atas provinsi Maluku yang berada pada peringkat kedua.
Jika melihat kembali pada saat Irwandi memimpin Aceh, persentase angka pengangguran di Aceh pada 2005 sebesar 9,84 persen. Angka itu turun menjadi 7,4 persen pada 2011. Begitu juga dengan kesehatan. Pada 2005 jumlah bayi yang meninggal dari 1.000 kelahiran yaitu 42 orang. Namun angka itu menyusut menjadi 26 per 1.000 kelahiran. Angka kematian ibu melahirkan juga menurun. Dari seratus ribu ibu melahirkan, pada 2005 jumlah ibu melahirkan yang meninggal sebanyak 354 orang. Angka itu turun pada 2011 menjadi 190 orang,” kata dia.
Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh lainnya merilis angka pengangguran di Aceh hingga Februari 2016 mengalami peningkatan. Pengangguran meningkat sekitar 7 ribu orang dibandingkan keadaan Februari 2015. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Aceh pada Februari 2016 mencapai 8,13 persen. Lebih tinggi 0,4 persen dari TPT Februari 2015 sebesar 7,73 persen.
Menurut data BPS Mei 2016, Aceh menduduki urutan 4 nasional angka penganggurannya yaitu sebesar 8,13 persen dibawah Kepri, Kaltim, dan Jawa Barat.
M. Ramlan, Ketua SPSI Tanjung Karang Kecamatan Karang Baru kepada TamiangNews.com, Kamis (10/02), mengingat angka pengangguran di pemerintahan Aceh saat ini masih tinggi, maka pemimpin Aceh ke depan harus dapat menurunkan angka pengangguran ini, karena pengangguran berakibat pada bertambahnya masyarakat miskin. Kalau di tahun 2016 Aceh masih termiskin di urutan ke 2 untuk Sumatera dengan persentase 17,11 persen, maka kalau bisa angka kemiskinan Aceh ke depan jangan lagi masuk 10 besar secara nasional.
“Di Aceh Tamiang sendiri, saat ini terdapat sekitar 14,57 persen penduduk miskin, kalau ini terus terjadi mau dibawa kemana Aceh di masa yang akan datang. Saya ingin katakan, menurunnya angka pengangguran ini sangat tergantung pada program seorang peminpin dan sejauh mana realisasinya yang tepat sasaran”, jelas M. Ramlan.
Lebih lanjut dikatakan, kalau kita melihat program Irwandi, seperti program Aceh Meugoe dan Meulaot, Aceh Troe, Aceh Kreatif, Aceh Kaya dan lainnya, semuanya berdampak pada penurunan angka pengangguran, pungkas Ramlan. [] TN-W008