TamiangNews.com, KUALASIMPANG -- Diduga kelangkaan elpiji dan kenaikan harga gas 3 kilogram dan 12 kilogram di sejumlah kampung dalam wilayah Kabupaten Aceh Tamiang terjadi akibat penimbunan disejumlah pangkalan yang ada.
Hal itu dikuatkan oleh pasokan gas isian 3 - 12 kilogram yang selama ini dibawa oleh becak mesin sangat sedikit jumlahnya, rata-rata lima tabung per dua hari. Padahal satu becak mesin bisa membawa puluhan pasokan gas yang didistribusikan melalui pangkalan gas.
"Aneh saja, dua hari sekali tukang gas yang menggunakan becak datang dan hanya membawa 5 tabung gas isian 3 kilogram" terang Mahli pemilik Toko Kelontong Kampung Dalam Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang kepada wartawan, Selasa (27/9).
Menurut Mahli, ketika dirinya mempertanyakan hal itu kepada si tukang becak kenapa cuma segini, dijawab, sudah dijatahi. "Saya khawatir ada penimbunan dan pihak Pertamina tidak tahu, kelangkaan gas terus berlanjut", tegas Mahli.
Mahli minta pihak Pertamina turun ke lapangan melakukan sidak terhadap pelaku atau pangkalan nakal yang menimbun gas, sehingga harga gas di pasaran seyogianya seharga Rp.16 ribu, Kini dijual hingga Rp. 25 ribu per tabung.
Sementara itu L&R Assist Manager, Pertamina asset 1 EP Field Rantau. H Jufry kepada TamiangNews.com mengatakan meningkatnya harga gas 3 kg dan 12 kg di pasaran akhir-akhir ini belum ada laporan atau indikasi karena penimbunan atau karena diturunkannya pasokan oleh Pertamina.
"Ini karena ulah permainan harga saja, pihaknya akan segera memberi penjelasan ke publik terkait kelangkaan gas untuk rumah tangga. Kami sedang data, wilayah mana saja yang mengalami kelangkaan. Kami cek lapangan dulu," ungkapnya.
Jufry mengatakan PT Pertamina berkomitmen untuk tetap memasok kebutuhan gas pada rumah tangga walaupun pada kenyataannya pengelolaan bisnis gas 3 kg dan 12 kg pada tahun lalu membuat Pertamina rugi Rp 5 miliar.
Jufri menegaskan pihaknya sudah memberikan tindakan pada agen nakal yang menjual harga di luar ketentuan yang berlaku atau harga eceran tertinggi yang ditetapkan suatu wilayah. Pertamina baru mengirimkan surat peringatan tertulis dan memotong pasokan untuk agen nakal belum menghentikannya.
"Kita sudah beri sinyal kuat pada agen untuk tidak mempermainkan harga, kalau nanti masih bandel kita putus hubungan usaha, tindakan itu sudah diberlakukan bagi daerah lain. Pusat sudah bertindak untuk para pangkalan nakal," tegasnya. [] Wawan
Hal itu dikuatkan oleh pasokan gas isian 3 - 12 kilogram yang selama ini dibawa oleh becak mesin sangat sedikit jumlahnya, rata-rata lima tabung per dua hari. Padahal satu becak mesin bisa membawa puluhan pasokan gas yang didistribusikan melalui pangkalan gas.
"Aneh saja, dua hari sekali tukang gas yang menggunakan becak datang dan hanya membawa 5 tabung gas isian 3 kilogram" terang Mahli pemilik Toko Kelontong Kampung Dalam Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang kepada wartawan, Selasa (27/9).
Menurut Mahli, ketika dirinya mempertanyakan hal itu kepada si tukang becak kenapa cuma segini, dijawab, sudah dijatahi. "Saya khawatir ada penimbunan dan pihak Pertamina tidak tahu, kelangkaan gas terus berlanjut", tegas Mahli.
Mahli minta pihak Pertamina turun ke lapangan melakukan sidak terhadap pelaku atau pangkalan nakal yang menimbun gas, sehingga harga gas di pasaran seyogianya seharga Rp.16 ribu, Kini dijual hingga Rp. 25 ribu per tabung.
Sementara itu L&R Assist Manager, Pertamina asset 1 EP Field Rantau. H Jufry kepada TamiangNews.com mengatakan meningkatnya harga gas 3 kg dan 12 kg di pasaran akhir-akhir ini belum ada laporan atau indikasi karena penimbunan atau karena diturunkannya pasokan oleh Pertamina.
"Ini karena ulah permainan harga saja, pihaknya akan segera memberi penjelasan ke publik terkait kelangkaan gas untuk rumah tangga. Kami sedang data, wilayah mana saja yang mengalami kelangkaan. Kami cek lapangan dulu," ungkapnya.
Jufry mengatakan PT Pertamina berkomitmen untuk tetap memasok kebutuhan gas pada rumah tangga walaupun pada kenyataannya pengelolaan bisnis gas 3 kg dan 12 kg pada tahun lalu membuat Pertamina rugi Rp 5 miliar.
Jufri menegaskan pihaknya sudah memberikan tindakan pada agen nakal yang menjual harga di luar ketentuan yang berlaku atau harga eceran tertinggi yang ditetapkan suatu wilayah. Pertamina baru mengirimkan surat peringatan tertulis dan memotong pasokan untuk agen nakal belum menghentikannya.
"Kita sudah beri sinyal kuat pada agen untuk tidak mempermainkan harga, kalau nanti masih bandel kita putus hubungan usaha, tindakan itu sudah diberlakukan bagi daerah lain. Pusat sudah bertindak untuk para pangkalan nakal," tegasnya. [] Wawan