TamiangNews.com, MAKASAR - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman untuk ke sekian kalinya berkunjung ke Sulawesi Selatan untuk melihat kondisi pertanaman padi. Kali ini berlokasi di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Pada kesempatan itu Amran kembali mengingatkan agar Perum Bulog membeli gabah petani.
Upaya pemerintah melalui Upaya Khusus (Upsus) telah dirasakan daerah. Di Bantaeng, produktivitas tanaman padi yang Menteri Pertanian bersama Pangdam VII Wirabuana, Mayjen Agus Surya Bakti dan Bupati Kabupaten Bantaeng, M Nurdin Abdullah panen di lahan seluas 230 ha mencapai 9,4 ton gabah kering panen (GKP)/ha. Luas wilayah lahan untuk tanaman padi di Kabupaten Bantaeng sendiri adalah 7.829 ha. “Ini produksi tertinggi dalam 10 tahun terakhir,” kata Amran saat panen di Desa Rappoa, Kecamatan Pa’jukkukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.
Keberhasilan petani di Kabupaten Bantaeng dalam mencapai angka produktivitas yang tinggi diapresiasi Mentan. Untuk mengantisipasi anjloknya harga saat panen raya, Mentan meminta Bulog untuk membeli seluruh gabah yang ada di Kabupaten Bantaeng dengan harga yang wajar. “Saya minta Bulog jangan beli gabah petani di Kabupaten Bantaeng di bawah Rp 3.700/kg," tegasnya.
Melalui Gerakan Serap Gabah (Sergap) Kementan, TNI, Pemerintah Daerah dan Bulog bekerjasama menggerakkan aparat, penyuluh dan petani untuk mengantisipasi anjloknya harga gabah di tingkat petani saat panen raya. Di Sulawesi Selatan, Gerakan Sergap telah dimulai sejak awal musim panen Maret lalu, yang dipusatkan di Kabupaten Takalar.
Dalam kunjungannya Mentan juga memberikan bantuan pompa sebanyak 20 unit untuk membantu petani mencukupi pasokan air dari sungai dalam memenuhi kebutuhan air untuk lahan seluas 1.000 ha.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Bantaeng, Nurdin Abdullah mengatakan pihaknya berterimakasih atas bantuan dan pendampingan yang selama ini telah diberikan pemerintah. “Kami telah menerima bantuan seperti alat mesin pertanian (Alsintan), benih dan pupuk yang telah terbukti membantu meningkatkan kesejahteraan petani. Ini adalah bukti keberpihakan pemerintah terhadap petani,” tambahnya.
Tahun 2015, pemerintah melalui program upaya khusus (UPSUS) peningkatan produksi PJK (padi, jagung dan kedelai), telah mengucurkan bantuan alsintan kepada Kabupaten Bantaeng berupa vertical dryer sebanyak 3 unit, hand tractor 15 unit, pompa air 15 unit dan corn sheller 10 unit. Sedangkan untuk tahun 2016, bantuan yang dialokasikan adalah combine harvester sebanyak 9 unit, corn sheller 28 unit, power thresher multiguna 48 unit.
Kawal Ketat
Di tempat terpisah Kelompok tani Sibetae di Dusun Ulo, Desa Samaulue Kecamatan Lanrisang Pinrang menikmati pesta panen tahun ini. Pengawalan ketat pertanaman padi dari persiapan tanam hingga panen, berhasil mengamankan tanaman padi dari gangguan hama dan penyakit. Pada akhirnya produksi meningkat.
Abustan, salah seorang anggota Kelompok tani Sibetae membuktikan jika pengawalan ketat terhadap pertanaman padi mampu meningkatkan produksi sampai 16 ton/ha. Pengawalan yang dimaksudkan Abustan antara lain persiapan sawah, pemilihan varietas benih padi, pemupukan yang tepat, pemantauan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman padi.
Untuk melakukan pengawalan ini Abustan tidak sendiri, namun secara berkelompok dibantu petugas lapangan dari salah satu perusahaan pestisida dan penyuluh pertanian lapangan. “Baru musim tanam ini produksi padi di kelompok Sibetae ini cukup menggembirakan karena benar-benar kami mampu meminimalisir gangguan hama dan penyakit,” ungkap Nasir B, Ketua Kelompok Tani Sibetae dalam acara pesta panen dan launching produk fungisida Emerge 300 EC dari Agricon.
Regional sales manager Agricon untuk wilayah Sulsel, Sulbar dan Sultra, Syaharuddin Haddade menjelaskan, launching produk fungisida Emerge ini pertama dilakukan di luar Jawa dan Sumatera ternyata sambutan petani cukup antusias. Panen ubinan yang dilakukan di lahan demplot di Kelompok Tani Sibetae mampu menghasilkan 16 ton GKP/ha. “Ada selisih produksi 2 ton gabah dari petak kontrol yang hanya mampu capai 14 ton dengan menggunakan produk sejenis dari perusahaan lain yang terkenal,” ungkapnya.
Technical Support Executive (TSE) Agricon, Hikmawati menjelaskan, ada tiga petak sawah yang menjadi pengujian terhadap daya ampuh fungisida Emerge. Petak pertama dengan aplikasi Emerge sesuai dengan dosis aplikasi (full aplikasi) menghasilkan 16 ton GKP/ha. Petak kedua dengan aplikasi Emerge di bawah dosis menghasilkan 12,5 ton GKP/ha. Petak ketiga merupakan petak kontrol menggunakan produk sejenis dari perusahaan lain menghasilkan 14 ton GKP/ha.
“Fungisida Emerge 300 ec dobel boster dengan kandungan bahan aktif difenokonazol dan propikonazol sehingga mampu mengendalikan penyakit hawar pelepah rhizaclonia dan penyakit bercak coklat sehingga tanaman padi sehat,” ungkap Hikmawati.
Sumber : Tabloidsinartani
Upaya pemerintah melalui Upaya Khusus (Upsus) telah dirasakan daerah. Di Bantaeng, produktivitas tanaman padi yang Menteri Pertanian bersama Pangdam VII Wirabuana, Mayjen Agus Surya Bakti dan Bupati Kabupaten Bantaeng, M Nurdin Abdullah panen di lahan seluas 230 ha mencapai 9,4 ton gabah kering panen (GKP)/ha. Luas wilayah lahan untuk tanaman padi di Kabupaten Bantaeng sendiri adalah 7.829 ha. “Ini produksi tertinggi dalam 10 tahun terakhir,” kata Amran saat panen di Desa Rappoa, Kecamatan Pa’jukkukang, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu.
Keberhasilan petani di Kabupaten Bantaeng dalam mencapai angka produktivitas yang tinggi diapresiasi Mentan. Untuk mengantisipasi anjloknya harga saat panen raya, Mentan meminta Bulog untuk membeli seluruh gabah yang ada di Kabupaten Bantaeng dengan harga yang wajar. “Saya minta Bulog jangan beli gabah petani di Kabupaten Bantaeng di bawah Rp 3.700/kg," tegasnya.
Melalui Gerakan Serap Gabah (Sergap) Kementan, TNI, Pemerintah Daerah dan Bulog bekerjasama menggerakkan aparat, penyuluh dan petani untuk mengantisipasi anjloknya harga gabah di tingkat petani saat panen raya. Di Sulawesi Selatan, Gerakan Sergap telah dimulai sejak awal musim panen Maret lalu, yang dipusatkan di Kabupaten Takalar.
Dalam kunjungannya Mentan juga memberikan bantuan pompa sebanyak 20 unit untuk membantu petani mencukupi pasokan air dari sungai dalam memenuhi kebutuhan air untuk lahan seluas 1.000 ha.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Bantaeng, Nurdin Abdullah mengatakan pihaknya berterimakasih atas bantuan dan pendampingan yang selama ini telah diberikan pemerintah. “Kami telah menerima bantuan seperti alat mesin pertanian (Alsintan), benih dan pupuk yang telah terbukti membantu meningkatkan kesejahteraan petani. Ini adalah bukti keberpihakan pemerintah terhadap petani,” tambahnya.
Tahun 2015, pemerintah melalui program upaya khusus (UPSUS) peningkatan produksi PJK (padi, jagung dan kedelai), telah mengucurkan bantuan alsintan kepada Kabupaten Bantaeng berupa vertical dryer sebanyak 3 unit, hand tractor 15 unit, pompa air 15 unit dan corn sheller 10 unit. Sedangkan untuk tahun 2016, bantuan yang dialokasikan adalah combine harvester sebanyak 9 unit, corn sheller 28 unit, power thresher multiguna 48 unit.
Kawal Ketat
Di tempat terpisah Kelompok tani Sibetae di Dusun Ulo, Desa Samaulue Kecamatan Lanrisang Pinrang menikmati pesta panen tahun ini. Pengawalan ketat pertanaman padi dari persiapan tanam hingga panen, berhasil mengamankan tanaman padi dari gangguan hama dan penyakit. Pada akhirnya produksi meningkat.
Abustan, salah seorang anggota Kelompok tani Sibetae membuktikan jika pengawalan ketat terhadap pertanaman padi mampu meningkatkan produksi sampai 16 ton/ha. Pengawalan yang dimaksudkan Abustan antara lain persiapan sawah, pemilihan varietas benih padi, pemupukan yang tepat, pemantauan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman padi.
Untuk melakukan pengawalan ini Abustan tidak sendiri, namun secara berkelompok dibantu petugas lapangan dari salah satu perusahaan pestisida dan penyuluh pertanian lapangan. “Baru musim tanam ini produksi padi di kelompok Sibetae ini cukup menggembirakan karena benar-benar kami mampu meminimalisir gangguan hama dan penyakit,” ungkap Nasir B, Ketua Kelompok Tani Sibetae dalam acara pesta panen dan launching produk fungisida Emerge 300 EC dari Agricon.
Regional sales manager Agricon untuk wilayah Sulsel, Sulbar dan Sultra, Syaharuddin Haddade menjelaskan, launching produk fungisida Emerge ini pertama dilakukan di luar Jawa dan Sumatera ternyata sambutan petani cukup antusias. Panen ubinan yang dilakukan di lahan demplot di Kelompok Tani Sibetae mampu menghasilkan 16 ton GKP/ha. “Ada selisih produksi 2 ton gabah dari petak kontrol yang hanya mampu capai 14 ton dengan menggunakan produk sejenis dari perusahaan lain yang terkenal,” ungkapnya.
Technical Support Executive (TSE) Agricon, Hikmawati menjelaskan, ada tiga petak sawah yang menjadi pengujian terhadap daya ampuh fungisida Emerge. Petak pertama dengan aplikasi Emerge sesuai dengan dosis aplikasi (full aplikasi) menghasilkan 16 ton GKP/ha. Petak kedua dengan aplikasi Emerge di bawah dosis menghasilkan 12,5 ton GKP/ha. Petak ketiga merupakan petak kontrol menggunakan produk sejenis dari perusahaan lain menghasilkan 14 ton GKP/ha.
“Fungisida Emerge 300 ec dobel boster dengan kandungan bahan aktif difenokonazol dan propikonazol sehingga mampu mengendalikan penyakit hawar pelepah rhizaclonia dan penyakit bercak coklat sehingga tanaman padi sehat,” ungkap Hikmawati.
Sumber : Tabloidsinartani